Zona Kalimantan, Kuala Pembuang – Kawasan pesisir pantai Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, dikenal sebagai “surga” bagi para pembudidaya ikan bandeng.
Di wilayah ini, ratusan hektare lahan tambak telah lama menjadi tumpuan hidup masyarakat. Namun, meski menjadi pusat ekonomi lokal, area tambak ini masih tampak gersang, minim pepohonan yang bisa berfungsi sebagai peneduh.
Pada Sabtu, 17 Mei 2025, puluhan warga pembudidaya ikan bandeng berkumpul untuk menerima penyaluran bibit buah-buahan yang dilakukan oleh Alumni dan Mahasiswa Program Doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian – Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK).
Kegiatan ini disambut antusias oleh warga yang telah lama mendambakan adanya penghijauan di sekitar tambak mereka.
“Kami sangat bersyukur adanya bantuan bibit buah-buahan yang hari ini disalurkan. Bibit ini akan kami tanam di sekitar lahan tambak yang kami usahakan,” ujar Suwandi, salah satu pembudidaya bandeng yang telah menekuni usaha ini selama sembilan tahun.
Menurut Suwandi, kondisi tambak selama ini memang terasa panas dan kering, karena tidak adanya pepohonan peneduh. Ia berharap, setelah bibit tersebut tumbuh, kawasan tambak bisa menjadi lebih hijau dan nyaman untuk beraktivitas.
“Jika nantinya bantuan bibit buah-buahan ini tumbuh dan besar, jelas sangat banyak manfaatnya. Selain menghasilkan buah, juga akan menjadi pohon peneduh,” tambahnya.
Suwandi juga menyampaikan terima kasih kepada para alumni dan mahasiswa program doktoral STIK-PTIK atas kepedulian terhadap kondisi lingkungan tambak di Desa Sungai Undang.
Sementara itu, perwakilan alumni STIK-PTIK, AKBP Dr Hans Itta P, menyampaikan harapan agar bantuan bibit tersebut bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
“Mudah-mudahan bermanfaat. Selain nantinya bisa menghasilkan buah, juga bisa sebagai peneduh, sehingga ke depan areal pertambakan di sini tidak lagi tampak gersang,” ucap Hans.
Penyaluran bibit ini menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap keseimbangan lingkungan kawasan pesisir.
Dengan penghijauan, masyarakat tidak hanya mendapatkan nilai ekonomis dari hasil buah-buahan, tetapi juga kenyamanan dan ketahanan lingkungan tambak terhadap cuaca ekstrem.
Inisiatif ini diharapkan menjadi pemicu langkah-langkah serupa dari berbagai pihak untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir Seruyan. (ZK-RED)