ZONA KALIMANTAN -Kabinet Israel akhirnya menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang melibatkan pembebasan sandera dan tahanan, setelah perundingan intensif selama lebih dari enam jam pada Sabtu dini hari (18/1). Keputusan ini menandai langkah besar dalam konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan antara Israel dan Hamas.
Kesepakatan gencatan senjata ini dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu (19/1) dan mencakup:
- Jeda tiga minggu dalam pertempuran, memberi waktu untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
- Pembebasan puluhan sandera Israel oleh Hamas.
- Pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel.
Dinas Penjara Israel telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah adanya perayaan publik dari pihak Palestina selama proses pembebasan tahanan. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas di tengah proses damai yang masih rapuh.
Pada tahap awal kesepakatan:
- Pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza.
- Banyak warga Palestina diharapkan dapat kembali ke rumah mereka yang tersisa.
- Bantuan kemanusiaan akan mengalir ke Gaza yang selama ini terkepung.
Hamas, yang oleh banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa dikategorikan sebagai organisasi teroris, menyatakan bahwa tidak ada hambatan lagi untuk melanjutkan perjanjian ini.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar ke Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera. Dari jumlah tersebut, kurang dari 100 orang diyakini masih berada dalam tahanan Hamas, dengan sekitar sepertiganya diperkirakan telah tewas.
Di sisi lain, pihak berwenang Gaza melaporkan hampir 47.000 warga Palestina telah tewas akibat operasi militer Israel, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Israel, tanpa memberikan bukti, menyebut bahwa korban tewas juga termasuk ribuan militan Hamas.
Meskipun kesepakatan ini menjadi langkah awal yang penting, implementasi di lapangan akan menjadi ujian sebenarnya. Dukungan dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara lain, diharapkan dapat menjaga stabilitas dan mempercepat proses pemulihan di Gaza. (RED-ZK/Net)